Apa yang pernah menjadi mimpi
kita seakan semuanya akan berjelan seperti keinginan mimpi kita. Apa yang
terjadi hari ini sebagai jalan menuju mimpi-mimpi berikutnya. Tahun 2003 lalu
saat aku lulus SMA, aku mengikuti tes masuk perguruan tinggi negri di wilayah
Surabaya mengambil jurusan Kimia. Jujur aku tidak mempunyai persiapan apapun
untuk mengikuti ujian tersebut. Hanya saja saat itu lagi ramai-ramainya
informasi SPMB-PTN sehingga aku pun ikut-ikutan mencoba mengikuti ujian
tersebut dan memang kebetulan ada teman kakakku yang berada di Surabaya
sehingga kalau ikut tes tersebut ada seseorang yang bisa menampungku di sana. Latihan
soal-soalpun tidak pernah aku lakukan sebelumnya sehingga saat mengikuti ujian
akupun tidak tahu apa yang harus aku kerjakan. Sejak awal aku sudah menduga aku
tidak akan lolos dalam seleksi dan ya begitulah hasilnya aku tidak berhasil.
Setelah pengumuman itu aku sudah tidak ada aktivitas belajar lagi. Sebenarnya
orang tuaku memintaku agar kembali ke Pesatren di Jombang tempat aku sekolah
SMA dulu untuk sementara, atau sekalian kuliah di sana atau untuk menghafalkan
Al-Qur’an saja kalau aku mau. Tapi entah
kenapa aku enggan untuk berangkat. Tapi dalam hatiku aku masih mempunyai
keinginan untuk kuliah di tahun berikutnya.
Hari demi hari
di rumah membuatku merasa tidak nyaman. Tidak nyaman karena selalu saja ada bab
perjodohan. Sampai suatu hari gosipnya aku akan dijodohkan dengan seseorang
yang kabarnya begitu ramai. Semakin bingung aku dengan keadaan yang aku hadapi karena
sejujurnya aku tidak ingin menikah di usia 17 atau 18 tahun saat itu. Tepat di
awal bulan Desember 2003 aku memutuskan untuk berangkat ke Pare Kediri untuk
mengambil kursus bahasa inggris. Aku ke sana sebenarnya tidak ada tujuan khusus
untuk belajar tapi lebih karena mengisi waktu luang dan menghindari jejodohan. Aku memiliki beberapa
informasi mengenai kursusan di Pare karena sebelumnya saat aku menunggu wisuda
kelas 3 SMA, saat ada waktu luang aku bersama kelima temanku di pesantren pergi
jalan-jalan ke Pare yang kebetulan jaraknya tidak begitu jauh dengan
pesantrenku.
Saat di Pare
aku mengambil kursus di Mahesa Institute. Aku tidak begitu paham dengan
program-program di tempat kursus lain juga di Mahesa ini. Aku putuskan untuk
mengambil GEC program yang waktu tempuh belajarnya selama 4 bulan dengan paket
komplit. Selesai mendaftar aku menanyakan kos-kosan putri yang dekat dengan
tempat kursus. Petugas penerima pendaftaran menyarankan untuk ke Azizah House
yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat kursus. Setelah mendaftar tempat
kos aku di antar ibu kos ke salah satu kamar isi orang dan sudah ada 1 penghuni sebelumnya. Setelah
berkenalan dengan para penghuni kos yang berjumlah sekitar 20 orang rata-rata
mereka sudah ada di sana cukup lama sekitar 3-6 bulanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar