Jumat, 05 Agustus 2016

Sejuta Cerita di Kampung Inggris Pare



Apa yang pernah menjadi mimpi kita seakan semuanya akan berjelan seperti keinginan mimpi kita. Apa yang terjadi hari ini sebagai jalan menuju mimpi-mimpi berikutnya. Tahun 2003 lalu saat aku lulus SMA, aku mengikuti tes masuk perguruan tinggi negri di wilayah Surabaya mengambil jurusan Kimia. Jujur aku tidak mempunyai persiapan apapun untuk mengikuti ujian tersebut. Hanya saja saat itu lagi ramai-ramainya informasi SPMB-PTN sehingga aku pun ikut-ikutan mencoba mengikuti ujian tersebut dan memang kebetulan ada teman kakakku yang berada di Surabaya sehingga kalau ikut tes tersebut ada seseorang yang bisa menampungku di sana. Latihan soal-soalpun tidak pernah aku lakukan sebelumnya sehingga saat mengikuti ujian akupun tidak tahu apa yang harus aku kerjakan. Sejak awal aku sudah menduga aku tidak akan lolos dalam seleksi dan ya begitulah hasilnya aku tidak berhasil. Setelah pengumuman itu aku sudah tidak ada aktivitas belajar lagi. Sebenarnya orang tuaku memintaku agar kembali ke Pesatren di Jombang tempat aku sekolah SMA dulu untuk sementara, atau sekalian kuliah di sana atau untuk menghafalkan Al-Qur’an  saja kalau aku mau. Tapi entah kenapa aku enggan untuk berangkat. Tapi dalam hatiku aku masih mempunyai keinginan untuk kuliah di tahun berikutnya.
Hari demi hari di rumah membuatku merasa tidak nyaman. Tidak nyaman karena selalu saja ada bab perjodohan. Sampai suatu hari gosipnya aku akan dijodohkan dengan seseorang yang kabarnya begitu ramai. Semakin bingung aku dengan keadaan yang aku hadapi karena sejujurnya aku tidak ingin menikah di usia 17 atau 18 tahun saat itu. Tepat di awal bulan Desember 2003 aku memutuskan untuk berangkat ke Pare Kediri untuk mengambil kursus bahasa inggris. Aku ke sana sebenarnya tidak ada tujuan khusus untuk belajar tapi lebih karena mengisi waktu luang dan menghindari jejodohan. Aku memiliki beberapa informasi mengenai kursusan di Pare karena sebelumnya saat aku menunggu wisuda kelas 3 SMA, saat ada waktu luang aku bersama kelima temanku di pesantren pergi jalan-jalan ke Pare yang kebetulan jaraknya tidak begitu jauh dengan pesantrenku.
Saat di Pare aku mengambil kursus di Mahesa Institute. Aku tidak begitu paham dengan program-program di tempat kursus lain juga di Mahesa ini. Aku putuskan untuk mengambil GEC program yang waktu tempuh belajarnya selama 4 bulan dengan paket komplit. Selesai mendaftar aku menanyakan kos-kosan putri yang dekat dengan tempat kursus. Petugas penerima pendaftaran menyarankan untuk ke Azizah House yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat kursus. Setelah mendaftar tempat kos aku di antar ibu kos ke salah satu kamar isi  orang dan sudah ada 1 penghuni sebelumnya. Setelah berkenalan dengan para penghuni kos yang berjumlah sekitar 20 orang rata-rata mereka sudah ada di sana cukup lama sekitar 3-6 bulanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar