Rabu, 28 Desember 2016

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT



Jumlah partikel yang terdapat dalam larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit jika keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Dalam larutan elektrolit terdapat faktor koligatif (i) dengan harga:
{ 1 + (n-1) α }
Contoh cara menentukan nilai n:
NaCl(aq)Na+(aq) + Cl-aq)
                  1 ion        1 ion          n=2
H2SO4 2H+(aq) + SO42-(aq)
                  2 ion        1 ion          n=3

Rumus untuk keempat sifat koligatif larutan adalah sebagai berikut:

  

  
Contoh soal:
1.    Tentukan tekanan uap larutan yang terjadi dari 19,6 gr H2SO4 dan 99,0 gr air! Tekanan  uap air pada suhu tersebut adalah 74,10 mmHg, Mr (H2SO4 = 98 dan α = 0,89 )!
Penyelesaian:


Minggu, 25 Desember 2016

TEKANAN OSMOSIS


D.    Tekanan Osmosis/Osmotik
Osmosis adalah proses mengalirnya pelarut ke dalam larutan melalui selaput (membran) semipermiabel, atau proses mengalirnya larutan yang berkonsentrasi kecil ke dalam larutan yang berkonsentrasi besar melalui selaput semipermiabel, yaitu selaput yang hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tiadak dapat dilalui oleh zat terlarut. Tekanan yang mengimbangi desakan air yang akan masuk melalui selaput semipermiabel disebut tekanan osmosis. Alat pengukur tekanan osmosis dinamakan osmometri. Hubungan antara konsentrasi, suhu dan tekanan osmosis sebagai berikut:

Π = M.R.T

Di mana: π = tekanan osmosis (atm)
        M = Molaritas (M)
               R = Konstanta gas (0,082 L.atm.mol-1.K-1)
               T = Suhu (K)

Contoh Soal
5 gr zat terlarut dalam 250 mL larutan memiliki tekanan osmosis sebesar 0,368 atm pada suhu
27 oC. Tentukan Mr zat tersebut!



Observasi
a.        Peristiwa Osmosis
a.       Siapkan telur ayam, cuka dapur dan air suling
b.      Rendam telur ayam dalam larutan cuka dapur sampai kulit telur mengelupas. Pengelupasan  kulit telur  terjadi karena ada reaksi antara kulit telur dan asam. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses tersebut!
c.       Setelah kulit telur mengelupas, maka ada selaput pada telur itu, yaitu selaput semipermiabel
d.      Telur ditimbang, kemudian rendam di dalam air suling kira-kira 30 menit. Timbang lagi apakah massanya bertambah atau berkurang? Mengapa ada perubahan massa telur?

HASIL PERCOBAAN
Massa telur
·      Massa telur sebelum direndam ke dalam asam cuka = 68 gram
·      Massa telur setelah direndam ke dalam asam cuka dengan kulit cangkang yang sudah mengelupas = 64 gram
·      Massa telur yang di rendam dengan air suling selama 30 menit = 68 gram

Massa telur sebelum direndam asam cuka dan setelah direndam asam cuka (kulit cangkangnya terkelupas)  mengalami penurunan massa dari 68 gram menjadi 64 gram hal itu di sebabkan telur tersebut kehilangan massa dari cangkang yang terkelupas. Akibatnya massa telur menjadi berkurang. Bila ditarik kesimpulan massa cangkang telur yang terkelupas adalah sebesar 4 gram. Proses pengelupasan kulit tersebut ternyata mengalami perubahan kimia.


Berikut reaksi proses pengelupasan kulit telur dalam asam cuka.

Kulit telur + asam cuka ---> air + gas karbondioksida + kalsium asetat.

            CaCO3(s) + 2CH3COOH(aq) --->H2O(l)+ CO2(g) + (CH3COO)2Ca(aq).

Kalsium karbonat CaCO3 pembentuk utama cangkang telur. Jika kalsium karbonat ditambahkan asam, maka akan mengeluarkan buih gas CO2.



Gambar praktikum tekanan osmosis (perendaman telur hingga kulit cangkangnya terkelupas)

Telur yang sudah terkelupas kulit cangkangnya di rendam dalam air suling selam 30 menit (Dapat direndam lebih lama karena akan lebih banyak cangkang yang terkelupas). Setelah 30 menit telur diangkat dan ditimbang. Dan ternyata telur mengalami penambahan massa di mana dari 64 gram menjadi 68 gram. Itu artinya massa telur  mengalami kenaikan sebesar 4 gram. Hal itu bisa dijelaskan menggunakan fenomena tekanan osmosis. Berikut penjelasannya:

“ Telur yang telah direndam selama 30 menit mengalami penambahan massa sebesar 4 gram hal itu disebabkan terjadi proses mengalirnya air suling (pelarut) ke dalam telur (larutan) melalui membran semipermiabel atau terjadi proses mengalirnya larutan yang berkonsentrasi kecil (air suling) ke dalam larutan yang berkonsentrasi besar (cairan dalam telur) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel di sini adalah kulit telur yang lentur yang masih membungkus telur setelah kulit cangkangnya terkelupas akibat perendaman dengan asam cuka. Membran semipermiabel adalah membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Oleh sebab itulah air suling bisa masuk ke dalam telur dan bukan sebaliknya. Selama proses mengalirnya air suling ke dalam telur melewati membran semipermiabel terdapat tekanan yang mengimbangi desakan air yang akan masuk ke dalam telur melewati membran semipermiabel. Oleh karena itu eksperimen kali ini termasuk ke dalam fenomena tekanan osmosis.”

Sumber : Pelatihan guru pembelajar kimia
              Buku Belajar Kimia secara menarik SMA XII