Ku tengok jadwal pelajaranku untuk esok hari. Terlihat di sana mata
pelajaran Kimia kelas X, SBK kelas X, Bahasa Inggris kelas XII dan BBQ (Bina
Baca Al-Qur’an) kelas X. So struggle pikirku. Mungkin besok adalah
hari yang lumayan melelahkan buatku. Dari pagi hingga siang hari aku harus masuk
dalam kelas untuk mengajar. Apalagi ada dua mata pelajaran yang masih terasa baru
buatku yaitu SBK dan BBQ. Oleh karenanya aku harus belajar lebih dalam malam
ini. Selain itu aku juga harus menyusun strategi pembelajaran agar tidak monoton
dan membosankan apalagi ada tiga mata pelajaran yang berada di kelas X.
Saat ini mata pelajaran yang menurutku paling sulit buatku adalah SBK. Ku
raih buku paket SBK kelas X. Ku buka bab pertama. Ku baca berulang-ulang tapi
ternyata tak membuatku segera paham dan malah membuatku mengingat pengalamanku
menjadi guru SBK pertama kali di semester 2 tahun 2015-2016 lalu. Tepat di
akhir semester 1 ada rapat dewan guru beserta jajaran struktural. Pimpinan kami
sejak awal sudah berkali-kali mengingatkan agar guru-guru segera menyelesaikan
perangkat pembelajaran. Dan dalam rapat itu diberikan penawaran apabila tidak
sanggup membuat perangkat pembelajaran, itu berarti menandakan ketidaksanggupannya
dalam mengajar. Sampai masuk di rapat awal semester 2 perangkat pembelajaran
mata pelajaran SBK semester 1 kelas X belum juga terkumpul. Karenanya Pimpinan
kami menujukku untuk mengisi mata pelajaran tersebut. Sebelumnya, penunjukan
guru-guru untuk mata pelajaran SBK di awal semester 1 baik kelas X, XI dan XII ini
lebih dikarenakan; 1. Tidak adanya guru spesialis yang background pendidikannya
adalah pendidikan seni, 2. Jam pendidikan seni diberikan kepada guru-guru yang
dirasa mempunyai jam mengajar sedikit, dan 3. Diberikan pada guru-guru yang mungkin
mempunyai potensi di bidang seni. Itu sebabnya yang paling diutamakan pertama
kali adalah kelengkapan perangkat pembelajaran sebagai tanda kesiapannya dalam
mengajar. Entah atas dasar apa pimpinan kami memilihku menggantikan guru SBK
yang mengajar di kelas X untuk sementara waktu. Padahal jam mengajarku di
sekolahan tersebut adalah paling banyak dibanding dengan guru-guru yang lain. Saat
aku bertanya kepadanya, beliau memberikan alasan sambil tertawa kecil, katanya biar
pikiranku fresh, tidak melulu memikirkan mata pelajaran yang serius-serius,
biar ada suasana baru.
Saat penunjukan pertama kali
menjadi guru SBK ada perasaan senang, bingung beserta perasaan tidak enak alias
sungkan dengan guru sebelumnya. Senang karena aku memang butuh suasana baru, ingin belajar, ingin mengeksplore
kemampuan diri dan kemampuan anak-anak di bidang seni. Bingung karena aku tidak
mempunyai kemampuan dalam beberapa cabang seni. Dan perasaan yang tidak enak
itu muncul karena seakan aku mengambil jam guru sebelumnya, seakan aku tidak
menghormatinya dan itu mungkin hanya dalam pikiranku saja. Oleh karena itu, aku coba cairkan dengan
obrolan ringan dengan guru tersebut. Dari obrolan tersebut dia mengatakan bahwa
pelajaran SBK termasuk baru baginya, jadi setiap kali dia akan mengajar dia
juga sering kebingungan karena harus mencari ide terus-menerus sehingga malah
lebih ringan bebannya ketika mata pelajaran SBK dialihkan ke guru lain.
Setelah penunjukan itu aku
semakin bingung karena tidak tahu apa yang akan aku ajarkan nantinya kepada
anak-anak. Aku download perangkat pembelajaran dari internet dan ternyata dari
kelas X, XI, dan XII materi SBK sama saja isinya. Bahkan di semester 1 dan 2
pun materinya sama yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Bingung,
sudah pasti. Bintang-bintang pun semakin berkeliaran di kepalaku. Mau tidak
mau, suka tidak suka, aku harus mencari ide-ide yang di mana selama ini
pelajaran SBK dianggap anak-anak sebagai pelajaran sampingan, pelajaran genep-genepan, minim karya, banyak
ceramah itu menjadi pelajaran yang paling dirindukan oleh mereka. Untuk
mendapatkan ide itu aku langkahkan kakiku menuju perpustakaan. Biarpun aku
hanya mengajar pelajaran SBK kelas X saja tapi aku kumpulkan buku-buku SBK
mulai dari kelas X, XI, dan XII juga buku Pra Karya dari perpustakaan untuk aku
pelajari. Dan dari sanalah aku baru tahu perbedaan pelajaran SBK dengan
Pra Karya. Dan aku juga baru tahu kalau
pelajaran SBK berisi tentang berbagai macam seni. Karena selama ini, terutama
dulu-dulu seakan pelajaran SBK itu hanya berisi lagu-lagu kebangsaan dan berkembang
seakan pelajaran SBK adalah pelajaran yang hanya menghasilkan kerajinan taplak
meja. Ternyata pikiranku mengenai pelajaran SBK selama ini salah besar.
Ternyata ada potensi yang amat besar dalam pelajaran tersebut untuk menampung
bakat kemampuan anak-anak di bidang seni. Suatu kesalahan yang besar bila
pelajaran SBK ini dikesampingkan.
Beberapa hari sebelum start pengajaran aku menerima LKS (Lembar Kerja
Siswa) SBK. Di kamar aku buka halaman demi halaman. Di bab pertama berisi seni
rupa di antaranya menjelaskan: 1. periodesasi seni rupa di Indonesia yang
menjelaskan zaman pra sejarah dan sejarah. Karenanya berasa tambah berputar
kepalaku sebab pelajaran sejarah adalah pelajaran yang lumayan tidak aku sukai
sejak masih sekolah dulu; 2. Periodesasi Seni Lukis Indonesia di mana berisi sejarah
perkembangan seni lukis dan nama-nama tokoh pelukis. Entah aku harus bilang
“aduh” atau bagaimana yang jelas kemampuanku dalam mengingat dan menghafal
terkait dengan sejarah memang sangat lemah; dan 3. Nirmana di mana kata Nirmana
sepertinya belum pernah aku dengar sebelumnya. Hmmm... Kalau isi pelajaran SBK
semacam itu maka bukannya akan membuatku menjadi fresh malah menjadikanku
semakin stress. Akhirnya aku rebahkan tubuhku dan kuambil nafas panjang kemudian
aku hempaskan. Dan aku berfikir keesokan harinya saja saat di sekolahan aku browsing
terkait mata pelajaran tersebut terutama tentang nirmana.
Keesokan harinya aku mencoba
browsing materi SBK termasuk tentang Nirmana. Ternyata Nirmana itu merupakan seni
rupa yang indah. Anggap saja dengan mempelajari Nirmana maka akan lahir benih-benih
calon arsitektur heee. Setelah aku
mendapatkan beberapa info tentang Nirmana, aku segera membuat strategi
pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi (SK) Seni Rupa. Di antaranya, aku
harus bisa memastikan bahwa anak-anak mau mepelajari materi Seni Rupa dan
mengerjakan soal-soal di LKS saat di rumah dan hal itu berlaku juga untuk materi-materi
selanjutnya. Pertemuan pertama aku harus memastikan bahwa anak-anak tertarik
dengan penawaranku. Aku menawarkan pada mereka bahwa bila mereka mereka mau
bekerjasama maka aku akan memberikan banyak materi praktek dengan syarat mereka
harus belajar materi dirumah terlebih dahulu,dan bila menemukan hal yang sulit
bisa langsung ditanyakan kepadaku. Saat di kelas Pembelajaran untuk materi yang
bersifat teori aku gunakan metode jigsaw
sehingga dalam satu pertemuan saja satu SK bisa tuntas dan alhamdulillah hal
tersebut dapat berjalan dengan baik. Materi Seni Rupa aku berikan materi
paraktek membuat produk lukisan, Nirmana 2D dan Nirmana 3D. Tak sulit buatku
untuk memberi penjelasan tentang tugas yang akan mereka kerjakan karena aku
putarkan beberapa contoh video karya-karya seni rupa dari yang aku dapat dari
internet. Sehingga mereka paham apa yang aku inginkan dan materi inginkan. Berikut salah satu contoh karya dari anak-anak hasil praktek Seni Rupa:
Tugas Nirmana Trimatra |
Tugas Lukisan |
Untuk materi
Seni Musik ini benar-benar membuatku harus berpikir keras. Alasannya karena aku
tak bisa satupun memainkan alat musik, tidak paham tentang hal-hal yang berkaitan
dengan nada juga tidak pandai menyanyi bahkan mungkin tak ada satupun lagu yang
dapat aku hafal hingga selesai. Tidak hanya itu, suaraku pun sangat kurang
bagus bila digunakan untuk menyanyi. Aku pun tak kehabisan ide. Untuk materi
ini aku datangkan alumni untuk mengajarkan kepada anak-anak bermain gitar serta
menyanyi dan juga aku meminta bantuan guru ekstra banjari untuk mengajarkan
kepada anak-anak bagaimana nada-nada dan cara memainkan instrument-instrument
banjari.
Belajar bermain gitar sambil menyanyi |
Belajar Banjari |
Untuk materi
Seni Tari aku putarkan beberapa video jenis tari dan untuk Seni Teater hanya
dibahas sekilas. Hal itu aku lakukan karena aku tawarkan hal yang menarik bagi
mereka yaitu mengadakan pentas seni khusus kelas X di mana dalam beberapa tahun
terakhir ini tidak ada acara-acara di sekolah yang dapat menampung bakat seni
mereka selama ini kecuali Banjari. Seperti biasa aku berikan syarat kepada
mereka agar memperdalam materi di rumah sehingga saat di sekolah kami bisa
membahas hal-hal yang berkaitan dengan pentas seni. Pentas Seni harus aku
wujudkan sebagai sebuah hasil dari pembelajaran SBK selama satu semester. Selain
itu dalam mata pelajaran SBK memang ada materi kepanitiaan dalam sebuah
pertunjukan. Akupun membuat SK kepanitian untuk mereka termasuk menjelaskan job
description mereka. Demi mewujudkan keinginan itu, anak-anak latihan saat libur
sekolah. Libur karena satu lokal dengan MI dan MTs yang saat itu sedang
melaksanakan UN selama sekitar 10 hari. Aku
dan mereka rela tidak libur demi mewujudkan acara tersebut. Perasaan malu,
canggung aku hilangkan demi mengajarkan kepada mereka beberapa gerakan tari dan
drama. Alhamdulillah H-2 sebelum Ujian Kenaikan Kelas (UKK) acara tersebut
dapat terlaksana dengan baik. Acara yang ditampilkan diantaranya adalah
Banjari, Qiro’ah, Tari, Drama, Pantomim, Menyayi dengan bergitar juga
sambutan-sambutan yang layaknya acara besar. Berikut beberapa video penampilan
pentas seni anak didikku di kelas X tahun pelajaran 2015-2016 semester 2.
Video tari: https://www.youtube.com/watch?v=RsZkIteuIxs
Video pantomim: https://www.youtube.com/watch?v=i8Hy8WTA63k
Video Drama:
Video Banjari:
Video Menyanyi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar