Senin, 01 Agustus 2016

Pengalaman Pertama menjadi Guru SBK



Ku tengok jadwal pelajaranku untuk esok hari. Terlihat di sana mata pelajaran Kimia kelas X, SBK kelas X, Bahasa Inggris kelas XII dan BBQ (Bina Baca Al-Qur’an) kelas X. So struggle pikirku. Mungkin besok adalah hari yang lumayan melelahkan buatku. Dari pagi hingga siang hari aku harus masuk dalam kelas untuk mengajar. Apalagi ada dua mata pelajaran yang masih terasa baru buatku yaitu SBK dan BBQ. Oleh karenanya aku harus belajar lebih dalam malam ini. Selain itu aku juga harus menyusun strategi pembelajaran agar tidak monoton dan membosankan apalagi ada tiga mata pelajaran yang berada di kelas X.
Saat ini mata pelajaran yang menurutku paling sulit buatku adalah SBK. Ku raih buku paket SBK kelas X. Ku buka bab pertama. Ku baca berulang-ulang tapi ternyata tak membuatku segera paham dan malah membuatku mengingat pengalamanku menjadi guru SBK pertama kali di semester 2 tahun 2015-2016 lalu. Tepat di akhir semester 1 ada rapat dewan guru beserta jajaran struktural. Pimpinan kami sejak awal sudah berkali-kali mengingatkan agar guru-guru segera menyelesaikan perangkat pembelajaran. Dan dalam rapat itu diberikan penawaran apabila tidak sanggup membuat perangkat pembelajaran, itu berarti menandakan ketidaksanggupannya dalam mengajar. Sampai masuk di rapat awal semester 2 perangkat pembelajaran mata pelajaran SBK semester 1 kelas X belum juga terkumpul. Karenanya Pimpinan kami menujukku untuk mengisi mata pelajaran tersebut. Sebelumnya, penunjukan guru-guru untuk mata pelajaran SBK di awal semester 1 baik kelas X, XI dan XII ini lebih dikarenakan; 1. Tidak adanya guru spesialis yang background pendidikannya adalah pendidikan seni, 2. Jam pendidikan seni diberikan kepada guru-guru yang dirasa mempunyai jam mengajar sedikit, dan 3. Diberikan pada guru-guru yang mungkin mempunyai potensi di bidang seni. Itu sebabnya yang paling diutamakan pertama kali adalah kelengkapan perangkat pembelajaran sebagai tanda kesiapannya dalam mengajar. Entah atas dasar apa pimpinan kami memilihku menggantikan guru SBK yang mengajar di kelas X untuk sementara waktu. Padahal jam mengajarku di sekolahan tersebut adalah paling banyak dibanding dengan guru-guru yang lain. Saat aku bertanya kepadanya, beliau memberikan alasan sambil tertawa kecil, katanya biar pikiranku fresh, tidak melulu memikirkan mata pelajaran yang serius-serius, biar ada suasana baru.
                Saat penunjukan pertama kali menjadi guru SBK ada perasaan senang, bingung beserta perasaan tidak enak alias sungkan dengan guru sebelumnya. Senang karena aku memang  butuh suasana baru, ingin belajar, ingin mengeksplore kemampuan diri dan kemampuan anak-anak di bidang seni. Bingung karena aku tidak mempunyai kemampuan dalam beberapa cabang seni. Dan perasaan yang tidak enak itu muncul karena seakan aku mengambil jam guru sebelumnya, seakan aku tidak menghormatinya dan itu mungkin hanya dalam pikiranku saja.  Oleh karena itu, aku coba cairkan dengan obrolan ringan dengan guru tersebut. Dari obrolan tersebut dia mengatakan bahwa pelajaran SBK termasuk baru baginya, jadi setiap kali dia akan mengajar dia juga sering kebingungan karena harus mencari ide terus-menerus sehingga malah lebih ringan bebannya ketika mata pelajaran SBK dialihkan ke guru lain.
                Setelah penunjukan itu aku semakin bingung karena tidak tahu apa yang akan aku ajarkan nantinya kepada anak-anak. Aku download perangkat pembelajaran dari internet dan ternyata dari kelas X, XI, dan XII materi SBK sama saja isinya. Bahkan di semester 1 dan 2 pun materinya sama yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Bingung, sudah pasti. Bintang-bintang pun semakin berkeliaran di kepalaku. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus mencari ide-ide yang di mana selama ini pelajaran SBK dianggap anak-anak sebagai pelajaran sampingan, pelajaran genep-genepan, minim karya, banyak ceramah itu menjadi pelajaran yang paling dirindukan oleh mereka. Untuk mendapatkan ide itu aku langkahkan kakiku menuju perpustakaan. Biarpun aku hanya mengajar pelajaran SBK kelas X saja tapi aku kumpulkan buku-buku SBK mulai dari kelas X, XI, dan XII juga buku Pra Karya dari perpustakaan untuk aku pelajari. Dan dari sanalah aku baru tahu perbedaan pelajaran SBK dengan Pra  Karya. Dan aku juga baru tahu kalau pelajaran SBK berisi tentang berbagai macam seni. Karena selama ini, terutama dulu-dulu seakan pelajaran SBK itu hanya berisi lagu-lagu kebangsaan dan berkembang seakan pelajaran SBK adalah pelajaran yang hanya menghasilkan kerajinan taplak meja. Ternyata pikiranku mengenai pelajaran SBK selama ini salah besar. Ternyata ada potensi yang amat besar dalam pelajaran tersebut untuk menampung bakat kemampuan anak-anak di bidang seni. Suatu kesalahan yang besar bila pelajaran SBK ini dikesampingkan.
Beberapa hari sebelum start pengajaran aku menerima LKS (Lembar Kerja Siswa) SBK. Di kamar aku buka halaman demi halaman. Di bab pertama berisi seni rupa di antaranya menjelaskan: 1. periodesasi seni rupa di Indonesia yang menjelaskan zaman pra sejarah dan sejarah. Karenanya berasa tambah berputar kepalaku sebab pelajaran sejarah adalah pelajaran yang lumayan tidak aku sukai sejak masih sekolah dulu; 2. Periodesasi Seni Lukis Indonesia di mana berisi sejarah perkembangan seni lukis dan nama-nama tokoh pelukis. Entah aku harus bilang “aduh” atau bagaimana yang jelas kemampuanku dalam mengingat dan menghafal terkait dengan sejarah memang sangat lemah; dan 3. Nirmana di mana kata Nirmana sepertinya belum pernah aku dengar sebelumnya. Hmmm... Kalau isi pelajaran SBK semacam itu maka bukannya akan membuatku menjadi fresh malah menjadikanku semakin stress. Akhirnya aku rebahkan tubuhku dan kuambil nafas panjang kemudian aku hempaskan. Dan aku berfikir keesokan harinya saja saat di sekolahan aku browsing terkait mata pelajaran tersebut terutama tentang nirmana.
                Keesokan harinya aku mencoba browsing materi SBK termasuk tentang Nirmana. Ternyata Nirmana itu merupakan seni rupa yang indah. Anggap saja dengan mempelajari Nirmana maka akan lahir benih-benih calon arsitektur heee.  Setelah aku mendapatkan beberapa info tentang Nirmana, aku segera membuat strategi pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi (SK) Seni Rupa. Di antaranya, aku harus bisa memastikan bahwa anak-anak mau mepelajari materi Seni Rupa dan mengerjakan soal-soal di LKS saat di rumah dan hal itu berlaku juga untuk materi-materi selanjutnya. Pertemuan pertama aku harus memastikan bahwa anak-anak tertarik dengan penawaranku. Aku menawarkan pada mereka bahwa bila mereka mereka mau bekerjasama maka aku akan memberikan banyak materi praktek dengan syarat mereka harus belajar materi dirumah terlebih dahulu,dan bila menemukan hal yang sulit bisa langsung ditanyakan kepadaku. Saat di kelas Pembelajaran untuk materi yang bersifat teori aku gunakan metode jigsaw sehingga dalam satu pertemuan saja satu SK bisa tuntas dan alhamdulillah hal tersebut dapat berjalan dengan baik. Materi Seni Rupa aku berikan materi paraktek membuat produk lukisan, Nirmana 2D dan Nirmana 3D. Tak sulit buatku untuk memberi penjelasan tentang tugas yang akan mereka kerjakan karena aku putarkan beberapa contoh video karya-karya seni rupa dari yang aku dapat dari internet. Sehingga mereka paham apa yang aku inginkan dan materi inginkan. Berikut salah satu contoh karya dari anak-anak hasil praktek Seni Rupa:
Tugas Nirmana Trimatra

Tugas Lukisan

            Untuk materi Seni Musik ini benar-benar membuatku harus berpikir keras. Alasannya karena aku tak bisa satupun memainkan alat musik, tidak paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan nada juga tidak pandai menyanyi bahkan mungkin tak ada satupun lagu yang dapat aku hafal hingga selesai. Tidak hanya itu, suaraku pun sangat kurang bagus bila digunakan untuk menyanyi. Aku pun tak kehabisan ide. Untuk materi ini aku datangkan alumni untuk mengajarkan kepada anak-anak bermain gitar serta menyanyi dan juga aku meminta bantuan guru ekstra banjari untuk mengajarkan kepada anak-anak bagaimana nada-nada dan cara memainkan instrument-instrument banjari.
Belajar bermain gitar sambil menyanyi

Belajar Banjari


Untuk materi Seni Tari aku putarkan beberapa video jenis tari dan untuk Seni Teater hanya dibahas sekilas. Hal itu aku lakukan karena aku tawarkan hal yang menarik bagi mereka yaitu mengadakan pentas seni khusus kelas X di mana dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada acara-acara di sekolah yang dapat menampung bakat seni mereka selama ini kecuali Banjari. Seperti biasa aku berikan syarat kepada mereka agar memperdalam materi di rumah sehingga saat di sekolah kami bisa membahas hal-hal yang berkaitan dengan pentas seni. Pentas Seni harus aku wujudkan sebagai sebuah hasil dari pembelajaran SBK selama satu semester. Selain itu dalam mata pelajaran SBK memang ada materi kepanitiaan dalam sebuah pertunjukan. Akupun membuat SK kepanitian untuk mereka termasuk menjelaskan job description mereka. Demi mewujudkan keinginan itu, anak-anak latihan saat libur sekolah. Libur karena satu lokal dengan MI dan MTs yang saat itu sedang melaksanakan UN selama sekitar 10  hari. Aku dan mereka rela tidak libur demi mewujudkan acara tersebut. Perasaan malu, canggung aku hilangkan demi mengajarkan kepada mereka beberapa gerakan tari dan drama. Alhamdulillah H-2 sebelum Ujian Kenaikan Kelas (UKK) acara tersebut dapat terlaksana dengan baik. Acara yang ditampilkan diantaranya adalah Banjari, Qiro’ah, Tari, Drama, Pantomim, Menyayi dengan bergitar juga sambutan-sambutan yang layaknya acara besar. Berikut beberapa video penampilan pentas seni anak didikku di kelas X tahun pelajaran 2015-2016 semester 2.
Video Drama:
Video Banjari:
Video Menyanyi:

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar