Pada tahun ajaran baru ini aku punya keinginan bahwa aku harus menjadi
orang yang pertama kali sampai di tempat kerja. Jarak rumahku dengan tempat
kerja memang terbilang dekat. Biasanya untuk sampai ke sana dibutuhkan waktu 5
menit dengan naik sepeda motor dengan kecepatan sekitar 30 KM/jam. Bagi sebagian
orang mungkin akan mengatakan sangat wajar jika aku bisa datang lebih awal
karena jarak rumahku begitu dekat. Eits..... tapi jangan salah, justru banyak orang
yang jarak rumahnya lebih dekat dengan tempat kerja malah lebih mbaeno (Mbaeno dalam bahasa jawa yang
artinya menyepelekan, menunda-nunda waktu) hingga waktunya mepet bahkan yang terjadi malah sering terlambat untuk datang ke
tempat kerja.
Sebenarnya ada alasan tersendiri yang membuatku agar sampai pertama kali
di tempat kerja. Mungkin yang ada dalam pikiran teman-teman alasannya adalah agar
aku tidak terlambat masuk kerja. Kalau Itu sudah pasti, tapi untuk tidak
terlambat tidak harus menjadi orang yang pertama kali datang bukan? Atau agar aku
menjadi yang terrajin atau yang terdisiplin daripada yang lain?. Hmm alasan itu
terlalu high class buatku. Sebelum aku mengutarakan apa alasanku aku
jelaskan dulu bagaimana kondisi tempat kerjaku.
Tempat kerjaku adalah sebuah sekolahan di sebuah desa yang tidak ada
cleaning service seperti sekolahan-sekolahan bagus atau sekolahan keren.
Terkadang untuk membersihkan meja guru atau menyapu kantor seringkali harus
menunggu siswa yang membersihkannya. Atau terkadang guru lain atau karyawan
yang membersihkannya itu kalau mereka bisa datang dengan waktu yang longgar
saat sebelum jam pertama dimulai. Dan itu pula kalau ada yang peduli dengan mau
membersihkannya. Dan bahkan pernah aku menyaksikan kepala sekolah yang membersihkan
meja guru. Menyaksikan itu semua membuatku merasa “bagaimana gitu”.
Nah, Satu paragraf di atas itu cukup memberikan alasan buatku. Itu
sebabnya aku berusaha untuk datang sebagai orang pertama yang sampai di tempat
kerja. Karena alasanku sangat simpel yaitu agar aku bisa membersihkan meja guru
atau pun menyapu lantai kantor. Sehingga tak harus menunggu siswa yang sudah
kelelahan berangkat sekolah karena jalan kaki untuk membersihkan kantor. Sehingga
tak harus menunggu guru atau karyawan lain yang membersihkannya. Dan sehingga tak
harus menyaksikan lagi kepala sekolah yang mengerjakan pekerjaan membersihkan
kantor itu. Dan yang terpenting lingkungan kantor jadi nyaman.
Pekerjaan itu mungkin hanya pekerjaan sepele bagi sebagian orang tapi
nyatanya bila kondisi tempat kerja kotor maka tentu tidak akan bisa memberikan
kenyamanan saat bekerja. Kita bisa saja cuek bebek, berlagak masa bodoh dengan
kebersihan lingkungan tetapi sejatinya dampaknya akan kembali ke kita sendiri.
Karena kalau kantor yang tidak dibersihkan cukup lama maka sampah dan debu akan
semakin menumpuk dan tebal dan itu yang akan membuat kita merasa TAK NYAMAN
saat bekerja. Bila kondisi lingkungan sudah tak nyaman maka itu bisa
mempengaruhi psikologis kita saat bekerja, betul??
Selain kenyamanan tempat kerja tadi ada kalanya hal-hal kecil dan sepele yang
kita lakukan mungkin suatu saat bisa mendatangkan berkah bagi kehidupan kita
dan mungkin juga bisa menjadi tabungan amal kita kelak bila dilakukan dengan
ikhlas. Lagi pula dengan melakukan pekerjaan kecil itu setidaknya kita bisa
menjalankan hadits Nabi yang selama ini hanya jadi motto kita dalam bingkai
bahwa “annadloofatu minal iimaan”
yang artinya kebersihan adalah sebagian dari iman.
Berangkat dari alasan tadi niatan tersebut aku jalankan. Aku mencoba agar
istiqomah sebagai orang pertama yang sampai di tempat kerja atau kantor. Namun
keinginan itu mulai pupus saat perombakan jadwal berulang-ulang yang efeknya
adalah aku tidak mendapatkan jadwal mengajar di jam pertama. Semuanya dimulai
di jam ke-3 tepatnya jam 08.30 WIB. Jadi waktu sebelum jam 08.30 WIB itu aku
manfaatkan untuk menjaga kios di rumah dan membantu orang tua. Kabar gembiranya
adalah ada jadwal piket khusus untuk siswa anggota OSIS yang mendapatkan
giliran membersihkan kantor. Sehingga kantor selalu bersih setiap harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar