Rabu, 20 Juli 2016

Nasi Boranan



Kota Lamongan mempunyai beberapa makanan khas. Makanan yang paling terkenal dari kota Lamongan adalah Soto Ayam Lamongan dan Tahu campur. Selain itu sebenarnya ada lagi makanan khas lain yaitu Nasi Boranan. Nasi Boranan mungkin hanya akan teman-teman temui di kota Lamongan. Karenanya bila teman-teman berkunjung ke Lamongan, tidak akan lengkap rasanya bila belum mencoba makanan khas tersebut. 

Nasi Boranan disebut juga sego boranan. Makanan ini adalah makanan khas daerah Lamongan Jawa Timur. Disebut boranan karena wadah nasinya berupa boran. Boran merupakan wadah nasi besar zaman dulu yang terbuat dari anyaman bambu. Diameternya sekitar 40 cm, berbentuk persegi empat. Biar pun sekarang zaman modern tetap saja para penjual kuliner ini menggunakan boran bukan tremos atau magicjer. Hal inilah yang menjadikan makanan ini disebut Nasi Boranan.

Nasi boranan disajikan dengan berbagai campuran di dalamnya. Nasi tersebut dicampur dengan urap, empuk, aneka lauk pauk, bumbu merah pedas, juga rempeyek. Urap tersebut berupa sayur-sayuran; seperti kacang panjang, daun singkong, dan toge. Di atas sayuran tersebut biasanya ditambahkan bumbu urap seperti serundeng kelapa yang dikukus. Empuk merupakan gorengan yang berasal dari tepung terigu yang dikembangkan. Untuk lauknya teman-teman bisa request karena memiliki banyak pilihan, di antaranya: ayam, jeroan, dadar jagung, bandeng, dadar telur, telur bulat, telur puyuh, ikan gabus dan juga ikan sili. Ikan sili inilah yang jadi primadona para penikmat kuliner nasi boranan di Lamongan karena rasanya yang gurih. Ikan tersebut berbentuk pipih, warnanya seperti ikan belut dan antara kepala dan ekornya susah dibedakan kalau sudah digoreng, sama-sama berbentuk lancip (hihihi). Setelah kita memilih lauk pauk selanjutnya disiram dengan bumbu merah pedas. Bumbu ini terdiri dari aneka rempah. Dan yang terakhir ditambahkan rempeyek ikan teri. 

Ada yang unik dari makanan khas ini yakni tidak disajikan di piring tapi di bungkus dengan koran yang dilapisi daun pisang atau kertas minyak. Nah anehnya nasi ini tidak dibungkus tapi dibiarkan tercungkup dan diberikan sendok. Jadi si penjual ketika memberikan nasi tersebut pada penikmat kuliner ini ya tetap dalam kondisi tercungkup saja. Kecuali bila di bawah pulang loh ya. 

Nasi boranan ini bisa kita temui di sepanjang jalan kawasan Dapur Plaza sekitar stasiun Lamongan, di Alun-alun, dan di Pasar Lamongan. Mereka biasanya menjajakan kuliner ini secara lesehan. Kuliner satu ini tidak mengenal waktu karena 24 jam ada. Tengah malam sekalipun tetap ada beberapa penjual kuliner ini. Jadi teman-teman tidak perlu khawatir bila berkunjung ke kota Lamongan dan perut berasa keroncongan saat tengah malam maka kuliner nasi boranan ini bisa menjadi pilihan. Ada yang unik lagi nih teman-teman, walaupun nasi ini dijajakan di trotoar di pinggir jalan raya yang cukup padat arus lalu lintasnya namun baik penjual ataupun penikmat kuliner tidak terusik kenyamanannya. Antara satu penjual dengan penjual lain kuliner ini biasanya tidak jauh jaraknya sekitar 1 atau 2 meter. Terkadang mereka ada yang berdempetan. Mereka seakaan tidak bersaing untuk rebutan pelanggan karena yang sering terjadi adalah saat para menikmat menyantap nasi boran ini mereka asik mengobrol dengan penjual lain. Mungkin dari hal-hal unik inilah sehingga tercipta tari Boran yang mengilustrasikan makanan khas ini juga keakraban penjual dalam tarian tersebut.

Harga Nasi Boranan cukup murah, berkisar Rp. 8.000 hingga Rp. 15.000 tergantung lauk yang kita minta. Lauk yang paling mahal adalah ikan sili. Karena ikan Sili adalah lauk primadona maka biasanya lauk ini yang habis lebih dulu. Dengan merogoh kocek segitu teman-teman tidak akan menyesal deh karena rasanya yang nikmat, gurih dan khas. 

Teman-teman penasaran dengan nasi boranan? yuk berkunjung ke Lamongan!

4 komentar: