Selasa, 19 Juli 2016

Kampung Inggris Pare



Pare adalah sebuah kecamatan di kabupaten Kediri Jawa Timur. Pare mempunyai sebutan yang cukup populer di nusantara bahkan manca negara yaitu Kampung Inggris. Disebut kampung inggris karena banyaknya tempat kursus bahasa inggris di salah satu desa yang berada di kecamatan tersebut yaitu di Desa Tulungrejo. 

Awal mula Pare di sebut kampung Inggris adalah berawal dari bapak Kalend Osen yang lebih dikenal dengan sebutan Mr. Kalend. Kalend Osen adalah seorang santri yang berasal dari Kutainegara Kalimantan Timur yang saat itu sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren modern Gontor Ponorogo. Pada tahun 1976, di tengah-tengah pendidikannya dia terpaksa meniggalkan pesantren tersebut karena tidak mampu menanggung biaya pendidikannya. Bahkan keinginannya untuk pulang ke kampungnya gagal karena tiada biaya. Di masa-masa sulitnya dia mendengar bahwa ada seorang Kyai yang menguasai beberapa bahasa ( sekitar 8 bahasa asing ) yaitu Kyai Ahmad Yazid di pesantren Darul Falah Desa Singgahan Pare. Karena itulah Kalend Osen memutuskan untuk menimbah ilmu di pesantren tersebut dan berharap dapat menguasai satu atau dua bahasa dari sang Kyai.

Kalend Osen akhirnya mendirikan tempat kursus yang bernama BEC (Basic English Course) di Desa Tulungrejo. Berdirinya lembaga kursus tersebut bermula dari dua mahasiswa IAIN yang menempuh kursus padanya. Dari dua mahasiswa itu berkembang menjadi ratusan bahkan ribuan pelajar. Dari satu tempat kursus BEC berkembang menjadi ratusan tempat kursus. Sampai saat ini lembaga kursus bahasa inggris yang paling besar di kampung tersebut adalah BEC dan Mahesa Institute. Ratusan pelajar menyerbu kampung Inggris, terutama pada saat awal-awal ajaran baru bulan september. Hal itu dikarenakan banyaknya siswa tamatan SMA yang setelah lulus tidak langsung melanjutkan ke perguruan Tinggi akan tetapi mengambil kursus terlebih dahulu. Salah satunya disebabkan tidak diterimanya di perguruan tinggi negri. Waktu yang paling sepi biasanya di akhir ajaran baru sekitar bulan Mei dan Juni. Karena kebanyakan dari mereka mulai mempersiapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi. Orang-orang yang menempuh kursus berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak SD, SMP, SMA, Mahasiswa bahkan orang – orang yang sudah bekerja dan sudah berkeluarga. Mulai dari orang pribumi sampai dari luar negri.

Di kampung Inggris sebenarnya bukan hanya lembaga kursus bahasa inggris saja yang ada tetapi juga bahasa-bahasa yang lain seperti bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Arab dan lain-lain. Di sana ada banyak penawaran waktu dan program kursus yang bisa di tempuh. Mulai dari kursus mingguan, bulanan, dalam bentuk paket 4 bulan, 6 bulan bahkan ada yang D2. Program-program yang ditawarkan pun cukup menarik. Mulai dari basic sampai advance. Mulai dari Pronouncation, vocabularies, speaking, grammar, listening, writing, translation dan juga TOEFL. Para alumnus kampung inggris banyak yang mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris sepulang dari sana.

4 komentar:

  1. Wah...pengen tahu keadaan kampung Inggris.... siip Mbak Husna...keren postingannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih bu Laily... sekarang malah sudah menjamur bu lembaga kursus beserta asramanya.

      Hapus
  2. suami pernah ke sana mbak, kalau saya belum pernah. pengen banget bisa ke sana 2 minggu aja belajar Bhs Inggris, mungkin nanti ya sama anak-anak biar seru

    BalasHapus
    Balasan
    1. satu keluarga sekalian mb Indah biar tambah seruuuuu. akhirnya nama keluarganya Keluarga Inggris hihihi

      Hapus