Kamis, 26 Oktober 2017

TIPS MENGURANGI RASA STRESS SAAT PMS

Sedikit cerita tentang pribadiku untuk mengawali kenapa akhirnya aku bisa mendapatkan tips mengurangi stress saat PMS (Premenstrual syndrome) yang lumayan kece ini. Setiap wanita pastilah punya cerita tersendiri bagaimana pengalaman mereka saat mengalami PMS. Karena saat PMS wanita dihinggapi yang namaya mood swing alias mood yang gampang berubah-ubah (woooo serem yak.. wkwkwk). Aku pribadi memiliki siklus PMS yang cukup unik hehe. Biasanya 1 atau 2 hari sebelum menstruasi aku merasakan kesedihan yang luar biasa. Bahkan aku bisa menangis berjam-jam untuk ini hingga ketiduran (bisa-bisa kebanjiran tuh rumah hahaaa). Hari pertama saat menstruasi biasanya aku tidak punya nafsu makan dan terkadang ingin muntah saat memakan makanan yang banyak vetsinnya. Hari ke-3, ke-4 biasanya nafsu makanku bertambah. Aku yang biasanya dalam sehari hanya makan 1 atau 2 kali bisa berubah menjadi 3-4 kali loh, keren kan? Makanan dan minuman yang manis-manis menjadi incaranku. Selain itu sifat manja, ingin diperhatikan, ingin disayangi muncul begitu saja. Dan bila seseorang yang aku harapkan tidak bisa memenuhinya maka akan berakhir dengan tangisan. 2-3 hari menjelang menstruasi usai adalah rawan-rawannya emosi. Emosi yang tidak stabil. Untuk menggambarkan betapa rawannya masa itu, beberapa teman menggambarkannya seperti ini:
“Andaikan kita sedang berjalan menabrak tembok maka temboklah yang harus minta maaf.”
“Andaikan kita sedang keconyok wajan panas maka wajanlah yang harus minta maaf. “
Hahaaa seram kali gambarannya ya heeee. Pokoknya siap-siap saja deh kalau tiba-tiba bom meledak di hari-hari itu. Oleh sebab itu kaum pria harus banyak mengalah dan minta maaf pada saat rawan seperti itu karena bisa jadi dunia akan berakhir saat itu juga kalau tidak paham dengan mood swing nya wanita di masa-masa itu. Heeee
Aku ingat betul beberapa bulan lalu duniaku dengannya berakhir begitu saja di masa rawan itu. Dengan tiba-tiba aku bilang mundur dari hubungan kami sambil marah-marah. Padahal dia tidak paham dengan masalah yang aku hadapi saat itu. Aku hanya mengirim satu kalimat pertanyaan singkat. Dan saat dia tidak atau mungkin belum menjawabnya, aku anggap dia tidak serius dengan hubungan kami. Sebelum dia merespon kemunduranku karena kesibukannya, dia mengirim fotonya yang sedang beraktivitas dan disitulah aku merasa sangat-sangat menyesal karena dari fotonya terlihat kalau dia masih benar-benar sakit. Berbulan-bulan aku membersamai dia dalam sakitnya. Dan anehnya saat itu aku malah seakan tidak percaya kalau dia masih sakit. Mau mencabut kata-kataku yang telah aku kirim seakan tidak mungkin karena belum mendapat respon. Respon yang aku harapkan adalah dia mencoba mempertahankan hubungan tersebut tapi ternyata dia mengikhlaskannya. Nah dari situ emosiku tambah memuncak dan semakin tak terkendali. Di sisi lain aku dalam kondisi yang sangat sulit.
Berjalannya waktu aku sering menyalahkan diriku sendiri. Seiring berjalannya waktu pula aku semakin menyadari bahwa menyalahkan diri sendiri, meyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan atas peristiwa yang terjadi yang tidak kita kehendaki adalah sebagai bukti bahwa kita belum bisa menerima suratan takdir. Maka dari situlah aku mulai belajar untuk melepaskan. Karena apa-apa yang terjadi di dunia ini sesungguhnya Allah sudah mengaturnya. Dan setelah kejadian itu hanya satu harapanku ialah kesembuhan dia (mohon doanya ya teman-teman J ).
Maaf ya.... mau bahas tips malah ceritanya jadi ke mana-mana. Hmmm bukannya aku nggak bisa atau belum bisa move on. Semua  butuh proses heeee karena life must go on dan lagi pula kemungkinan besar dia saat ini juga sedang proses ta’aruf dengan wanita lain kok tapi it’s okey lah.
Nah kenapa dari cerita tips ini aku menghubungkan antara masa PMS ku dengan proses berakhirnya hubunganku. Itu karane saat itu aku sering menyalahkan diriku sendiri yang pada saat PMS tidak bisa mengendalikan diri. Akhirnya aku membuat status deh di facebook minta tips cara mengendalikan diri saat PMS. Berkat status itulah jadinya aku telp-nan dengan adek cantik Tri Rizqi Muharromah. Ada beberapa aktivitas yang dilakukannya untuk mengurangi ketegangan emosi pada saat PMS. Tapi yang aku anggap paling penting adalah:
“Kita seringkali para wanita yang sedang menstruasi kadang merasa merdeka karena tidak punya kewajiban sholat. Wah sak karepe dewe hehee mentang-mentang sudah tidak ada kewajiban lantas melupakan apa itu yang namanya dzikir. Lupa mengingat Allah. Padahal di masa-masa menstruasi acapkali mood kita berubah-ubah. Kita sering menangis nggak jelas, meratap nggak jelas, marah-marah nggak jelas padahal bisa jadi itu juga disebabkan oleh pengaruh setan. Walaupun ya... kita tidak menafikan adanya hormon berlebih yang diproduksi oleh tubuh sehingga katanya karena peran hormon itulah mood wanita yang sedang kena syndrom PMS kerap berubah. sebagian dari kita mungkinlah melakukan dzikir tapi mungkin kebanyakan dari kita melakukannya kalau sedang ingat. Bayangkan saja temans, kita yang biasanya sholat 5 waktu, terkadang ditambah sholat malam, dluha, sholat-sholat sunnah yang lain dan juga membaca Al-Qur’an tiba-tiba karena sedang menstruasi tidak bisa melakukan itu semua. Dalam sehari kita biasanya mengahadap atau mengingat Allah setidaknya minimal 5 kali. Dan saat menstruasi entah kita ingat Allah atau tidak, entah kita berdialog dengan-Nya atau tidak, dan saat ada masalah entah kita meminta pertolongan-Nya atau tidak atau jangan-jangan kita hanya bisa meratap dan justru kita malah meratap pada setan. Maka dari itu kita perlu berhati-hati. Karena tips ini aku anggap penting jadi aku ingin berbagi dengan teman-teman. “
“Tipsnya: Biarpun kita tidak sholat kita mencoba mengistiqomahkan diri untuk terus mengingat Allah dengan cara kita tetap menjalankan kewajiban di 5 waktu kita. Di setiap waktunya kita tetap pakai mukena dan berdzikir seperti yang biasa kita lakukan pada saat tidak menstruasi hanya saja kita tidak sholat itu saja. Apakah harus pakai mukena? Hehee nggak harus pakai mukenah juga sih setidaknya kita mengharuskan diri minimal 5 waktu lah kita mengingat Allah dan berdialog dengannya. Dan kita bisa menambahnya di waktu yang lain. Misalnya kita yang sudah terbiasa sholat malam pasti tengah malam akan terbangun dengan sendirinya. Dari pada nggak ngapa-ngapain mending dzikiran sebagai pengganti sholat malam. Apakah boleh kurang? Kembali pada personalnya juga sih karena semakin kita menambah waktunya semakin besar pula peluang kita untuk mengingat Allah. Dengan demikian dapat mengurangi rasa stress kita pada saat PMS karena pikiran kita lebih banyak mengingat Allah daripada mengingat hal-hal yang nggak jelas heheee.”

Kebiasaan molor bangun pagi pada saat menstruasi tak ada lagi ;)

Demikian tipsnya...

Semoga bermanfaat ya temans...  ;) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar